1. Detail Fasade
Rumah Sisa adalah sebuah proyek proposal
yang kami buat untuk acara Workshop Omahku Kini 2013 yang digagas oleh
arsitek muda dari Jakarta, Denny Setiawan. Bersama dengan 12 arsitek muda
Indonesia lainnya workshop ini memiliki tujuan untuk melihat bagaimana
pemikiran arsitek-arsitek muda indonesia dalam memaknai desain sebuah rumah. Di
Indonesia sendiri, (tanpa menampik generasi perantaranya) selepas generasi AMI
(Arsitek Muda Indonesia), telah lahir biro-biro arsitektur yang karyanya amat
mampu memberikan warna baru dunia arsitektur di Indonesia. Berawal dari itulah
Denny menggagas sebuah workshop yang diharapkan mampu memberikan pengayaan
wacana arsitektur di Indonesia. Tanpa ada maksud men-generalis-asi
arsitek.
21. Site.JPG
Hal lain
yang mendasari diadakannya workshop ini adalah bahwa, Kebutuhan memiliki rumah
adalah kebutuhan dasar setiap keluarga. Dalam kebutuhan ini arsitek
sesungguhnya mengambil peranan penting dalam mempengaruhi bagaimana interaksi
penghuni rumah dengan rumahnya. Sehingga rancangannya bisa menjadi solusi/alternatif
yang cerdas dalam menyikapi berbagai issue
yang berkembang dimasyarakat. Dalam workshop ini arsitek diminta
untuk mendesain sebuah tapak dalam sebuah kluster yang di dalamnya terdapat karya-karya tim
arsitek lain. Arsitek sepenuhnya dibebaskan untuk mengangkat issue yang
akan dibahas. Kekayaan warna arsitek tersebut. diharapkan membuat workshop ini menjadi menarik
dan berwarna.
4. Bird Eye View
Rumah Sisa adalah sebuah ide yang sengaja kami buat untuk menjawab
tantangan tentang definisi sebuah rumah yang bila diwujudkan akan mampu
menjawab beberapa persoalan yang sedang berkembang di daerah perkotaan. Sejalan
dengan tema yang diangkat oleh workshop ini. Desain rumah ini adalah sebuah
studi sederhana untuk mendefinisikan pengertian rumah yang kontekstual serta
dekat dengan lingkungan. Desain Rumah Sisa memakai dua pendekatan,
yang pertama adalah konteks dan yang
kedua adalah material sisa. Konteks
berbicara pada ranah tropis (arsitektur tropis), dengan pendekatan penyelesaian
masalah iklim, terutama pada hujan, udara panas dan cahaya matahari yang
melimpah. Masalah hujan diselesaikan
dengan bentukan atap merepresentasikan sebuah arsitektur naungan, bukan
lindungan. Udara yang cukup panas pada siang hari direduksi dengan penerapan
metode ventilasi silang (bentuk bangunan yang tipis serta memiliki banyak
bukaan lebar disisi kiri dan kanan bangunan). Sedangkan cahaya melimpah
direduksi dengan pemakaian secondary skin yang berpori. Disisi yang lain, explorasi material sisa atau barang bekas
menjadi issue yang tidak kalah penting. Rumah ini bermaksud mengajarkan ke
masyarakat akan pentingnya pemakaian material sisa yang banyak ditemui
disekitar lingkungan rumah kita, sehingga bisa mengurangi dampak buruk dari
material-material sisa atau barang bekas yang tidak terpakai itu. Membangun
rumah tidak harus memakai material yang baru (sehingga budget jadi tinggi), justru bila kita jeli melihat potensi
material sisa atau barang bekas yang ada disekitar kita, dengan sedikit ide dan
sentuhan kreatifitas, maka material sisa tersebut bisa menjadi elemen pembentuk
bentukan arsitektural yang artistik dan bernilai.
3. Eksterior View 2
Salah satu contoh penerapannya adalah pada secondary skin yang menjadi aksen fasade
rumah ini, secondary skin tersebut
tersusun dari sisa-sisa potongan kayu hasil pengolahan (limbah) dari beberapa
tempat pengolahan kayu di lingkungan sekitar. Potongan-potongan tersebut kami
pilih terlebih dahulu, hanya potongan kayu berjenis kayu keras (merbau/bengkirai)
saja yang kami pakai. Selanjutnya potongan-potongan kayu sisa tersebut (yang
memiliki panjang bervariasi mulai dari 10 cm hingga 70 cm) di press dengan frame dari baja WF, fungsi
baja WF tersebut adalah sebagai pengikat. Selanjutnya beberapa potongan di
ambil secara acak dan diganti dengan potongan besi hollow (ukuran menyesuaikan
kayu) yang berfungsi sebagai pori-pori. Secondary
skin tersebut sekaligus menjadi elemen pembentuk interior yang menarik,
permainan maju-mundur serta lubang-lubang acak tersebut menjadi pori-pori
masuknya cahaya matahari pada pagi hari serta angin yang berhembus sepanjang hari. Disisi yang lain masalah tampias akibat dari
pori-pori tersebut diselesaikan dengan adanya ruang transisi antara secondary skin dengan ruang santai yang
ada di dalamnya.
8. Desain Interior Ruang Santai Lantai 2 View 2
Contoh eksplorasi material sisa yang lainnya adalah kayu
bekas palet/peti kemas yang dipakai untuk tangga, sunscreen dan meubelair, kayu gelam sisa proyek dipakai untuk
struktur tangga serta botol-botol bekas yang dipakai sebagai armatur lampu. Pada
interior rumah ini juga terlihat eksplorasi material sisa yang cukup beragam,
kayu-kayu sisa palet di desain sedemikian rupa untuk bisa menjadi meja, kursi,
jam dinding sampai tatakan tempat tidur. Konsep rumah yang unfinished juga bisa menjadi alternatif yang murah dari segi
perawatan. Sedangkan bentuk fasadenya yang tertutup adalah solusi untuk mengatasi permasalahan rumah yang berada di kavling tusuk sate.
Nama Proyek: Rumah Sisa
Luas Tanah/Bangunan: 298/300 m2
Lokasi: Jakarta
Tahun: 2013
Arsitek: Andy Rahman. A, ST. IAI dan Imam Prasetyo, ST
Desainer Interior: Anindita Caesarayi Putri, ST