1. Desain Eksterior View 1
Lazimnya,
rumah tinggal dirancang berdasar pada kebutuhan kegiatan sehari-hari, berpijak
pada keunikan site atau berasal dari
kemauan dan keinginan klien. Jarang sekali rumah yang dibuat berdasarkan
kebutuhan akan kegiatan ibadah. Jika akan melakukan ibadah shalat atau ibadah
lain, maka penghuni rumah/tamu bisa memakai kamar tidur atau ruang tamu.
Meskipun ada juga rumah yang secara khusus menyediakan mushola, tetapi mushola
itu arah hadapnya tidak mengarah ke kiblat. Maka ketika shalat harus dalam
posisi menyerong terhadap orientasi ruangnya.
Rumah
Miring yang berlokasi di jalan Medokan Asri Timur, Surabaya ini menjadi unik justru
karena menjadikan mushola dan arah kiblat itu sebagai pijakan awal dalam
mendesain. Pada tahap pertama, yang menjadi genesis
(awal-mula) desain rumah ini adalah mushola dengan arah hadap ke kiblat yang
diperhitungkan secara persis. Sedangkan rumahnya sendiri didesain dengan
menyesuaikan bentuk site dan jalan di
depannya. Lalu terjadilah ketidaksamaan orientasi antara mushola dan rumah, hal
itulah yang memicu kemiringan di rumah ini, maka kemudian dinamakan Rumah
Miring.
Konsep
Miring tersebut kemudian dielaborasi secara konseptual untuk hampir semua
elemen dan komponen bangunan yang ada pada rumah, mulai dari bentuk, fasade, landscape, jendela, pagar, carport, teras, bahkan hingga ke
overstek yang menaungi jendela dari panas/hujan. Jadi, berawal dari konsep
kiblat sebagai orientasi shalat, lalu secara kreatif dibawa ke dalam konteks
desain rumah secara keseluruhan.
3. Detail Fasad
Sedangkan
dari sisi tampilannya, rumah ini mengambil tema monolith, yakni bangunan digubah agar terlihat sebagai sebuah massa
besar yang utuh, tanpa disambung-sambung. Kesan tersebut didapat dari
penyelesaian eksterior yang hampir total memakai semen, sekaligus mengekspos
tampilan semen tersebut sebagai elemen estetis. Dinding luar pada lantai 1
menggunakan semen aci dan dinding lantai 2 memakai semen plester, sehingga
membentuk sebuah batas perseptual antara semen
plester yang kasar dan semen aci yang halus. Sedangkan area carport di-finish menggunakan semen roll.
Untuk
mengimbangi kesan monolith yang kuat
tersebut, maka dipilih pagar dan railing
dari bahan metal yang berlubang-lubang. Pagar depan rumah, railing tangga,
teralis dari material expanded metal
sheet, dan untuk pintu carport serta garasi dari perforated metal. Elemen metal ini juga diulang pada perabot rumah,
yang digabung dengan penggunaan kayu palet (sisa peti kemas), semakin menambah
kuatnya kesan lugas pada rumah ini. Penyelesaian dengan semen kasar dan
tampilan kayu palet dengan tekstur yang khas menjadi sebuah paduan yang apik,
terlihat kontras antara kesan semen yang gelap, kaku, dingin dan dengan kesan
kayu yang cerah dan hangat.
13. Maket Studi
Bentuk
massa rumah ini berupa dua box yang
dipotong (di-peges) pada bagian
atasnya, maka menjadi bentukan yang miring. Kemiringan dua box ini juga berbeda, box
yang depan dipotong sehingga meninggi ke kiri, sedangkan box yang belakang meninggi ke arah kanan. Dengan penyelesaian
menggunakan beton aci, beton plester dan beton roll, memang memberi nuansa
berat dan kaku. Namun, di
lingkungannya, rumah ini mampu hadir secara natural dan implosif, Justru dengan
tampil cool seperti itu, maka
menjadi penarik perhatian bagi sekitar. Massa-massa yang miring, juga kaca
besar yang miring di bagian pojok depan, menambah intensitas karakter miring
rumah ini.
Munculnya
bentuk miring yang simple pada massa
bangunan berasal dari bagian atap rumah yang dibuat dari cor beton yang miring,
sekaligus menggantikan fungsi plafon. Jadi, secara umum rumah ini menerapkan
prinsip low maintenance atau biaya
pemeliharaan yang rendah, tidak perlu dicat, tidak perlu memasang dan mengganti
plafon, dan lain-lain.
5. Ruang Keluarga
Rumah ini
berdiri di atas tanah seluas 14 X 25 meter persegi, sedangkan luas lantai dasar
bangunannya sekitar 128 meter persegi, sedangkan untuk
total luas Bangunan 2 lantai adalah 238 meter persegi. Open space-nya lebih dari 60% dari luas
lahannya. Maka rumah ini masih menyisakan ruang luar yang luas yang keempat
sisinya. Jadi, posisi rumah ini berada di tengah, tidak menempel dengan dinding
tetangga. Hal ini juga sebagai respon terhadap iklim tropis, sehingga lebih
leluasa memberi bukaan-bukaan yang lebar di keempat sisi, agar mudah memasukkan
angin dan cahaya ke dalam ruang-ruangnya.
Karena
tanah di lokasi ini adalah tanah gerak, maka memakai pondasi mini-pile, agar keberadaan rumah ini sekarang
dan nantinya tidak mengganggu keberadaan bangunan atau rumah di sekitarnya. Di
sekeliling bangunan rumah ini diberi hamparan kerikil, untuk menetralisir
percikan air hujan. Pagar di samping rumah yang terbuat dari roster kotak,
berfungsi sebagai pembatas antara ruang luar area depan dan area tengah.
Landscape diolah dengan penanaman tanaman yang tematik juga, yaitu
dengan menanam pohon pule yang berkarakter besar dan kokoh, dimbangi dengan
pohon ketapang kencana yang cenderung vertikal, dengan cabang-cabang yang
teratur. Juga ditambah dengan ekor tupai yang merupakan tanaman perdu, sebagai
penyeimbang dari dua jenis tanaman lainnya.
6. Kamar Tidur Utama View 1
Dalam
prosesi memasuki rumah ini, di bagian depan kita disambut oleh teras luar
dibuat berbentuk miring juga, dengan material dari kayu ulin sehingga menjadi wood-deck yang cukup hangat di bagian
depan rumah, yang setelah jam 3 siang menjadi area teduh yang sangat nyaman
untuk bersantai bagi keluarga.
Memasuki
rumah, terlihat interior rumah dirancang dengan menyesuaikan eksterior,
material perabot hampir seluruhnya menggunkana metal yang digabung dengan kayu
palet (sisa peti kemas). Dindingnya menggunakan semen aci, sama dengan dinding
luar. Bahkan lantainya juga memakai keramik dengan warna semen.
Lantai
bawah merupakan area semi publik dan servis. Di ruang tamu, dinding background-nya berupa pasangan bata
ekspos. Bata-bata ini seakan memecah suasana yang dipenuhi finishing semen
menjadi lebih berwarna. Lalu berikutnya ada ruang kerja, ruang keluarga dan ruang
makan. Meja makan dibuat dari bahan kayu jati solid, yang memperlihatkan
tekstur aslinya. Di samping itu, dapur juga tak luput dari tema semen, meja
dapur dan pantry berupa cor beton
yang menerus dengan dinding, dipadu dengan bahan kayu palet.
Pada
bagian paling belakang adalah mushola yang menjadi titik pijak desain. Mushola
ini bukan hanya untuk sholat, tetapi sebagai tempat kegiatan ibadah lain juga,
seperti kegiatan mengaji keluarga dan juga pengajian bersama untuk warga
sekitar. Mushola ini dilengkapi tempat wudlu agar tidak kesulitan ketika akan
menjalankan ibadah. Karena fungsinya yang khusus ini, maka desainnya dibuat
agak berbeda, dengan lantai keramik bertema vintage
dan dinding roster. juga ada aksentuasi batu bata seperti di bagian ruang tamu yang
diulang kembali di sini.
Railing tangga menuju lantai atas terbuat dari bahan metal dan menjadi
sebuah artwork yang cukup menarik
perhatian. Dengan jarak yang acak, railing
tangga seakan memecah irama yang monoton dari bentuk tangga itu sendiri.
Pijakan tangga memakai keramik bertekstur kasar agar lebih safe bagi penghuni ketika naik-turun tangga.
Di lantai
atas yang merupakan area privat, kamar tidur untuk anak laki-laki dan orang tua
dibuat dengan lantai keramik vintage,
dengan perabot juga memakai bahan metal dan kayu palet. Untuk kamar tidur
utama, lantainya menggunakan kayu jati, sedangkan lantai kamar mandinya menggunakan
keramik vintage.
Atap yang
tinggi tanpa plafon, ditambah banyak bukaan, membuat angin sangat leluasa
mengalir ke dalam rumah. Warna semen memberi suasana yang berbeda dengan nature-nya yang kasar dan rustic, membuat rumah ini mampu
membuktikan bahwa yang monolith pun
juga bisa mengadopsi aspek-aspek tropis.
Nama Proyek: Rumah Miring Rungkut
Lokasi Proyek: Medokan Asri Timur, Rungkut, Surabaya
Luas Tanah/Bangunan: 350/238 m2
Tahun: 2014-2015
Arsitek: Andy Rahman. A, ST. IAI dan Abdi Manaf. R, ST
Desainer Interior: Anindita Caesarayi Putri, ST
Teks: Anas Hidayat
Maket: Alfin Noor
Foto Maket: Mansyur Hasan